BORNEO SIBER

Masyarakat Diharapkan Mampu Menjadi Agen Perubahan Pertahanan Negara

Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji saat menghadiri kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Lemhanas Republik Indonesia, di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Selasa (7/6/2022). Foto:ist.
Pontianak, Suaraborneo.id - Seluruh elemen masyarakat diminta untuk menumbuhkembangkan jiwa Nasionalis dalam mencintai tanah air, hal itu perlu disadari sebagai bagian dari proses pembangunan karakter bangsa, pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari 4 konsensus dasar bangsa, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus ada didalam hati setiap warga Negara, Hal tersebut disampaikan Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, saat menghadiri kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Lemhanas Republik Indonesia, di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Selasa (7/6/2022). 

“Empat konsensus dasar negara sebagai perisai bangsa merupakan proses panjang dan perlu dilakukan terpadu dan berkesinambungan. Kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seharusnya dapat dikelola menjadi faktor penguat tata nilai dan tata kehidupan yang lebih baik demi terwujudnya kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Sutarmidji mengatakan, kegiatan ini tentunya memberikan upaya yang besar bagi para birokrat, akademisi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, TNI dan Polri, untuk lebih memahami dan mengaktualisasi diri sebagai Agent of Change (agen perubahan) yang diharapkan memiliki semangat baru, semakin percaya diri, terbuka, berpikir positif, inovatif, dan kreatif, dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat, Bangsa dan Negara. 

“Perkembangan berbagai aspek kehidupan, seperti aspek ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan di Indonesia, kini sangat memprihatinkan. Hal ini berimbas terhadap apa yang dialami setiap warga negara, khususnya generasi muda, yakni memudarnya wawasan kebangsaan sebagai salah satu indikator pertahanan karakter bangsa,” ujar Gubernur. 

Sutarmidji juga mengatakan, pembentukan karakter bangsa harus dibangun dengan kuat dalam diri setiap individu. Sehingga, diperlukan landasan yang kuat dan konsepsional untuk kembali membangun persatuan dan kesatuan bangsa serta rasa nasionalisme, salah satunya melalui pemantapan nilai-nilai kebangsaan.

“Pemantapan karakter kebangsaan dan penanaman nilai-nilai kebangsaan harus melibatkan semua komponen bangsa, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Semua komponen harus memiliki sinergi, kredibilitas, dan kapabilitas, berbekal semangat gotong royong,” tegasnya. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Lemhanas Republik Indonesia, Letjen TNI Mohammad Sabrar Fadhilah, mengungkapkan, penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan di Kalbar sebagai wujud kewaspadaan terhadap perubahan-perubahan dunia yang begitu cepat, sehingga dapat melupakan wawasan kebangsaan tanah air menjadi pudar dalam menghadapi tantangan dunia di zaman sekarang ini.  

“Dunia terus berputar. Kepentingan selalu ada, kepentingan orang lain terhadap kita selalu ada, pada zaman kapanpun ada, sehingga kewaspadaan dan ketahanan kita terhadap wawasan kebangsaan harus ditingkatkan sesuai dengan zamannya untuk menghadapi tantangan yang terus bergerak maju. Ini tidak mudah. Di satu sisi kita mempunyai potensi yang sangat luar biasa, seperti keberagaman, pulau-pulau yang banyak, kemudian dari keberagaman agama juga potensi yang luar biasa, tetapi juga harus dikelola menjadi satu kesatuan,” ungkapnya.

Mohammad Sabrar Fadhilah juga mengatakan, satu-kesatuan yang dimaksud merupakan kolektif yang dimulai dari perorangan yang memahami tentang kebangsaannya dan diharapkan menjadi satu untuk menghadapi tujuan Nasional yang dicapai.

“Kegiatan ini harus terus dilakukan guna meng-upgrade dan memberikan pemahaman kepada berbagai generasi. Di satu sisi, kemajuan zaman dan teknologi membuat era disrupsi yang semakin besar penyimpangan dimana-mana serta pemahaman yang tipis. Untuk itulah, sebagai satu bangsa, kita terus mempererat kesatuan dan persatuan. Bukan tidak boleh, tapi keniscayaan teknologi harus kita serap dengan baik serta harus dijaga, sebab teknologi memiliki 2 dampak dalam kebangsaan dan cinta tanah air, yakni dampak positif maupun negatif,” tutup Letjen TNI Mohammad Sabrar Fadhilah. (Eka).

Tinggalkan Komentar

Back Next